Minggu, 07 Maret 2021

"MENTANG-MENTANG JOMBLO, TIDURNYA JAM 3 DINI HARI"

Hallo Sobat Millenial yang jomblo, masih doyan nongkorong dan bodo amat dengan masa depan (Sebab masa depan masih terlalu pagi untuk dipikir-pikirkan). Saya ingin memulai dengan kisah tentang sahabat saya, yang ternyata baru saja putus dan banyak hal yang kemudian ia curhatkan.

Baginya, setelah menjadi jomblo lagi (Aih, sakit mendengarnya, wkwkwkw) ada pergeseran budaya yang bergulat di dalam diri teman saya. Salah satu yang ia sebutkan adalah pola tidurnya yang semakin lama dan budaya begadangnya yang semakin menggila. Dulu, katanya sewaktu masih pacaran, tidurnya paling mentok jam 1 malam dengan salam terakhir yang kemudian ia begitu kangenin sekarang ini, aih: "Sudah kamu tidur duluan, besokkan kerja" "Jangan begedang, yah! nanti sakit lagi" Hallo, jangan baper dulu, yah!. Kita kembali kecurhat teman saya.

Jadi setelah putus dengan pacarnya, teman saya kemudian menjadi lebih sering tidur yang semakin sulit saat malam. Dan entah mengapa, begadang kemudian menjadi begitu akrab dengannya. Hari-harinya lebih panjang saat malam, dan pagi menjadi begitu pendek. Ia kemudian lebih senang deng) malam. Dengan kopi di tangannya dan rokok yang ia selipkan di tangan satunya lagi, malam menjadi lebih khusyuk dan abadi dalam kesepian. Aduh :D Apa yang menimpa teman saya itu, saya kira pun adalah fenomena yang kemungkinan besar dialami bagi siapa saja yang baru putus.

Tapi, tahukah kamu, kalau ternyata apa yang dialami teman saya itu pun dialami oleh hampir sejuta umat jomblo di seluruh dunia. Dalam sebuah riset yang pernah saya baca, kaum jomblo sangat rentan dengan kebiasaan bedagang. Dan kebiasaan ini, lebih banyak diidap oleh kaum perempuan. ini riset lho. lantas bagaimana dengan laki-laki? Emmm... sejauh yang saya baca, laki-laki pun tak bisa mengelak dari fenomena ini juga, lelaki punya potensi yang sama dengan perempuan meski jumlah presentasenya masih jauh lebih sedikit ketimbang perempuan. Well, apa sih jawaban ilmiah yang bisa membongkar, bagaimana fenomena ini bisa terjadi?.

Dalam artikel yang saya baca, 75% mengapa jomblo lebih sering begadang dikerenakan gawai yang ia miliki masih tetap menyala meski sudah larut malam, dengan bermain hp, besar kemungkinannya si pemiliknya susah untuk tidur, entah sekadar nonton YouTube, baca komentar di Facebook atau mungkin kepoin status mantan di IG, adalah sederetan alasan yang seringkali dilakukan. Hal tersebut jauh berbeda bila kamu punya pasangan, tidur akan lebih cepat, sudah ada teman ngobrol dan bisa saling mengingatkan untuk tidur lebih awal, atau meminjam bahasa teman saya yang akhirnya sukses bikin dia rindu-rinduan "Jangan bedagang yah, nanti sakit, lagi". Sedangkan, 25% lainnya dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa fenomena susah tidur dikarena berbagai hal lainnya. Entah sedang mengalami stres ringan, insomnia dan aktor lingkungan. jadi kesimpulannya, dengan menjomblo seseorang cenderung lebih mudah untuk begadang. Hal yang bisa memutuskan mata rantai ini hanya satu, carilah kesibukan lain seperti bekerja.

Fokus kita hanya untuk bekerja, tidak yang lain. Dengan bekerja, waktu dan tenaga kita hanya pada satu hal. biasanya kita akan cenderung untuk pulang dan memilih tidur saat pulang ketimbang beraktivitas yang lain. Selain itu, sebenarnya, ada satu cara lagi agar kita bisa menghindari diri dari begadang. Seperti kata Bang Haji Roma Irama
"Begadang jangan begadang, bila tiada artinya. bedagang boleh saja, bila ada perlunya". itu adalah pesan paling penting dan bijak dalam bait-bait lagu bang haji, sobat Millenial [ ]

Sabtu, 27 Juli 2019

Ciutan Mesra Di Bilik Toilet Umum

Seberapa sering kamu menggunakan toilet umum yang ada di terminal, pom bensin ataupun di supermarket? Mungkin jabawannya tidak sesering seperti dirumah sendiri yang nyaman, tidak ada yang mengetuk-ngetuk pintu kalau pun ada bisa langsung dibentak.

“Woy Bego !! ini aku (Sebut saja namanya pirno) tak tahu apa lagi asik didalam”

Eitzz! Jangan salah paham dulu soal asik dia lagi ngapain itu masalah dia, mau main sabun, main game hingga ngopi di toilet pun tak ada yang larang toh dia hak si pirno juga kan.
Ok kita lewatkan masalah main sabun!!

Nyamannya kita menggunakan toilet dirumah memang gitu tak perlu antri panjang kalaupun adek mau masuk duluan dan kita udah kebelet tinggal ngomong aja 
"Dek ! Kaka dulu ya, udah mau keluar nih !".
Nyaman dan sungguh nyaman berada di toilet rumah sendir !

Tapi kamu pasti kan sesekali menggunakan toilet umum pas lagi di jalan dan udah kebelet pipis atau eek, atau jangan-jangan kamu langsung menuju tembok-tembok gang sempit atau malah dibawah lampu jalan kota?
Semoga saja tidak !!!
Karena itu.................

Ok ! Berbicara soal toilet umum (Maklum jika postingan ini ngawur) ada yang menarik semisal coretan-coretan tinta pena, spidol ataupun pensil di sudut-sudut ruangan hingga menghiasi seisi ruangan toilet itu sendiri

Semisal:
“Aku cinta kamu ani”
“Cintaku berakhir seiring dengan kotoran tai yang keluar ini”
“Hubungi dengan nomor ini 0888xxxxx Jika kamu sedang bosan”
"Hingga tulisan-tulisan yang paling mengundang birahi pun ada loh" !! 

Ciutan Mesra Di Bilik Toilet Umum

Rupanya lembaran-lembaran kertas ataupun media sosial itu tidak cukup mampu untuk menampung rasa  yang cukup banyak untuk di ungkapkan dalam bentuk tulisan-tulisan mesra, hingga tulisan-tulisan mesra itu berlarian dan menempel pada dinding-dinding toilet umum

Jadi buat kamu nih yang punya hobi membaca koran ataupun majalan di dalam wc bisalah mampir di toilet umum dan menikmati sajian tulisan yang penuh amarah, cinta ataupun kerinduan pada kekasih !

Nah ! Menurut kamu kira-kira siapa yang paling memungkinkan untuk nulis di dinding-dinding toilet umum?
  1. Pelajar
  2. Mahasiswa
  3. Orang Kantoran
  4. Pedagang Kaki Lima, Tukang Becak atau Buruh Serabutan
Note: PKL, Tukang Becak atau Buruh Serabutan Jarang Menggunakan Pena


Terlepas dari pertanyaan di atas dan itu bisa kamu jawab sendiri ataupun di kolom komentar nanti, Sadar atau tidak sadar, kita memang susah menyampaikan perasaan pada orang yang kita anggap tepat entah itu cinta ataupun benci yang pastinya kita sulit jujur pada diri sendiri dan akhirnya berakhir pada tulisan-tulisan yang berserakan di kertas, status di sosial media yang tidak menyebutkan siapa dia hingga pada di tempat yang kita anggap paling kotor sekalipun yaitu toilet.

Jumat, 12 Juli 2019

Hal Yang Sulit Didapatkan Ketika Tidak Ada Pekerja

Mempunyai pekerjaan yang layak adalah hal mutlak yang harus dimiliki saat ini karena konon katanya tanpa adanya pekerjaan yang layak maka akan berimbas pada beberapa hal seperti jodoh yang terlambat datang, perut yang jarang di isi dengan kudapan-kudapan nikmat hingga kenyaman berada dirumah mulai berkurang seiring pertanyaan yang kian datang tentang sudah adakah pekerjaan yang layak engkau dapatkan?

Memang konyol jika 3 poin yang saya maksudkan di atas sangat bergantung pada pekerjaan yang layak tapi seperti itulah yang biasa terjadi di ruang lingkup sosial pada umumnya, dan sejujurnya ada hal mendasar mengapa saya menyebutkan pekarjaan yang layak menjadi tolak ukur agar meraih jodoh, masalah perut, hingga kenyamanan berada dirumah menjadi taruhan.

Hal ini sebenarnya berangkat dari pengalaman saya pribadi dan beberapa teman yang tidak sengaja bercerita dan mengeluh tentang sulitnya mencari perkerjaan yang layak dan imbas dari ketidak adaan pekerjaan atau bahasa kasarnya adalah pengangguran.

3 Hal Yang Sulit Di Dapat Ketika Tidak Ada Pekerjaan Yang layak

Hal Yang Sulit Didapatkan Ketika Tidak Ada Pekerja

1# Jodoh

Mempunyai kesamaan dengan wanita atau pria yang kita kagumi saja tidak cukup untuk bisa membawa dia duduk bersama di kursi pelaminan, mengapa hal ini bisa terjadi? jika memang cinta itu datang tanpa ada syarat tertentu atau alasan tertentu

Jika konon katanya dulu jodoh datang lebih mudah dari biasanya walauapun saat itu  tak mempunyai pekerjaan yang layak seperti gaji bulanan, tunjangan hidup yang disediakan atauapun gaji pensiun yang memang ada atau yang lebih di kenal jaman milenal saat ini sebagai PNS

Yah ! PNS atau pegawai negeri sipil, pekerjaan yang paling di kagumi sebagian besar orang karena konon katanya menjadi PNS pasti sejahtera bahkan entah mengapa menjadi PNS menjadi tolak ukur keberhasilan seseorang dan anda tahu ! pekerjaan ini bahkan menjadi bahan pertimbangan ketika hendak melamar seorang wanita.

2# Jarang Menyantap Kudapan Nikmat

Mempunyai pekerjaan yang layak tentu mempunyai duit, dan biasanya jika mempunyai duit bisa membeli apa yang ingin kita makan misal nasi goreng atau ayam lalapan bahkan secangkir kopi hangat pun dengan mudah kita dapatkan dengan mudah karena udah punya duit, benar g sih? :D

Nah berbeda ketika duit tak punya, yang kita lakukakn pasti menunggu, menunggu traktiran datang, menunggu job datang bahkan saking mirisnya menunggu rezeki datang pun bisa jadi alasan.

Dan ini menjadi hal yang miris ketika duit tak punya hal yang paling umum di lakukan adalah menunggu. dan kau tahu menunggu itu adalah yang paling menjengkelkan

3# Kenyaman Dirumah Menjadi Taruhan

Puncaknya dari ketiadaan pekerjaan adalah berkurangnya kenyaman berada di rumah seiring dengan pertanyaan yang kian datang menyangkut pekerjaan seperti:
Sudahkah anda melamar di instansi ini
Sudahkah anda mendapatkan pekerjaan itu
Sudahkah anda?
Terlalu banyak sudahkah disini dan kadang pertanyaan seperti "sudahkah anda" menjadi hal yang tidak mengenakan didengar ditelinga apalagi pertanyaan yang sama di dengar berhari-hari di rumah anda sendiri apalagi kita telah sarjana. lama kelamaan pertanyaan ini bisa membuat depresi di rumah sendiri.

Bahkan ketika pertanyaan itu sudah tak di tanyakan lagi muncul pernyataan baru yang tak kalah hebat misal:
"Kamu ini setiap hari dirumah, kerjaannya makan, nonton, tidur saja" 
"Kamu itu sarjana, cari kerja sana!"
"Kamu mau hidup kamu seperti ini saja"

Pada dasarnya ini bisa diubah dengan mencari pekerjaan yang lebih mudah tanpa harus menjadi PNS dengan menjadi seorang tukang ojek misalnya ataupun menjadi pedagang kaki lima. Masalahnya adalah ketika telah menjadi pedagang kaki lima contoh

Entah mengapa pekerjaan ini bahkan untuk beberapa orang di anggap tidak layak padahal kalau dilihat dari segi financial menjadi pedagang kaki lima jauh lebih menguntungkan, mengapa? karena hampir setiap hari kita bisa lihat duit

Namun masalnya addalah pedagang kaki lima itu sering di anggap sebelah mata apalagi ketika melamar seorang gadis. oppsss [....]

Saya rasa cukup sampai disini dulu yah, see ya :D

Sabtu, 23 Februari 2019

4 PEKERJAAN UNTUK LULUSAN SEJARAH

Saya senang sama ilmu sejarah, karena ruang kerja dari disiplin ilmu sejarah itu luas banget. Dan tanpa kita sadari, banyak banget peluang kerja yang membutuhkan ahli ilmu sejarah. Dan ini serius lho. Saya sendiri sudah membuktikannya. jadi bagi yang masih bingung bagaimana kerja disiplin ilmu sejarah untuk kamu di masa depan, atau yang lagi takut dan khawatir bagaimana kerja nanti bila kamu kuliah di jurusan sejarah. Jangan khawatir, saya memberi gambaran sederhana-nya di sini. Setidaknya dari yang saya hitung-hitung ada 4 pekerjaan yang bisa digeluti seorang lulusan sejarah:

 1. Jadi Guru Sejarah.
Sudah gak bisa dipungkiri lagi, kebutuhan akan guru di bidang sejarah itu sangat banyak. Guru sejarah sudah jadi semacam tolak ukur tersendri di sekolah-sekolah. Apalagi bila guru sejarah itu bukan hanya pakar sejarah melainkan juga jago di bidang ilmu yang lain, seperti bisa berbahasa asing, misalnya. Wah, ada nilai plus-plus-nya deh.

 2. Jadi Peneliti.
Dunia penelitian barangkali gak akan bisa absen dari ilmu sejarah. Banyak penelitian yang bisa di buat oleh seorang ahli sejarah. Ambil contoh nih, jika kamu senang sama satu serajah, misalkan dengan kehidupan manusia zaman pra aksara, tentu kapasitas kamu akan diperhitungkan untuk meneliti hal-hal yang menyangkut dengan tema sejarah yang kamu teliti itu. Gak sedikitlah pekerjaan yang membutuhkan riset sejarah, ya setidaknya dari ahli sejarah alias sejarawan.

 3. Jadi penjaga perpustakaan bagian arsip dan buku bertema sejarah (Lokal).
 Nah, buat kamu yang suka banget sama buku dan mencintai sejarah lokal di daerah kamu, boleh jadi pekerjaan denan menjadi pustakawan adalah dunia tersendiri yang bisa kamu geluti. Apalagi bila kamu memang seorang ahli sejarah, gak sedikit lho, perpustakaan daerah membuthkan seorang yang bukan hanya lulusan bagian arsip, tapi juga seorang ahli sejarah yang konsen dalam bidang ilmu sejarah lokal di daerahnya. Pemberdayaan seorang lulusan sejarah gak bisa diragukan lagi sangat dibutuhkan perpustakaan.

 4. jadi penulis.
Dan terakhir, ini adalah jalan paling sunyi dan sepi yang bisa ditekuni oleh seorang lulusan sejarah. meski terkadang gak sepi-sepi amat sih. hahahah... seorang ahli sejarah atau lulusan sejarah setidaknya memiliki skil menulis sejarah. Apalagi yang bisa diragukan. Menjadi penulis bukan hal aneh, banyak lho penerbit yang membutuhkan tuisan bertema sejarah.

 Dari ke-4 pekerjaan di atas mana yang bisa kamu ambil? semoga pilihan untuk ada dijalur sejarah tidak membuat kamu minder, setidaknya harus membuat amu bangga. Bahwa gak semua orang terpilih untuk mengemban pekerjaan yang menarik ini :)

 Nah, untuk menguatkan tekat dan tetap optimis dengan disiplin ilmu sejarah yang kamu sedang tekuni. Ada 3 orang ahli sejarah, tentu masih tampak muda dan punya andil besar untuk kemajuan ilmu sejarah diluar dugaan kamu, siapa-siapa mereka ini dia saya kasih bocoran sedikit:

1. JJ Rizal. Lulusan Sejarah yang satu ini adalah seorang pakar sejarah Jakarta, dan telah mendidirikan satu penertibitan menarik bertema sejarah dan ilmu sosial yang lainnya, bernama Penerbit Komunitas Bambu. 






2. fadly Rahman. Lelaki lulusan Sejah ini adalah seorang peneliti yang fokus penelitiannya adalah sejarah makanan. Dalah satu buku yang ia terbitkan sebagai mengukuhkan dirinya begitu piawai dalam dunia sejarah makanan adalah bukunya berjudul: Jejak rasa nusantara





3. Bonnie Tryana, adalah seorang sejarawan dan seorang pendiri majalah Historia yang keren itu.

Nah, kamu gimana. Masih ragu dengan ilmu sejarah?



Jumat, 05 Oktober 2018

Mengapa Memilih Puncak Gunung Jika Masih Ada Pantai?

Saya sering diberi pertanyaan mengapa sih kalau ada waktu liburan? Memilih untuk mengahabiskan waktu di puncak gunung ketimbang harus ke pantai yang sebenarnya itu lebih mudah untuk di jangkau dengan kendaraan

Mengapa Memilih Puncak Gunung Jika Masih Ada Pantai


Saya sendiri tidak tahu alasannya mengapa? Yang saya tahu gunung itu mengajarkan banyak hal untuk para pendakinya mulai dari kerja sama tim, kesabaran, ketangkasan hingga ketetapan berpikir.

Berangkat dari pengalaman pribadi ketika hendak pergi ke salah satu gunung yang ada di Maluku yakni Gunung Salahutu, saat itu kami kekurangan alat yaitu wajan untuk masak dan ketika pergi meminjam disalah satu ruman paman saya, beliau bertanya “Mau kemana?” ingin ke muncak ke gunung ! pintaku

Mengapa harus ke gunung? Kan masih ada pantai, Mall, tempat karaoke dan lain lain. Jawabanku saat itu sederhana dan mungkin terdengar ambigu untuk beliau hingga saat ini yaitu hanya ingin kesana saja untuk jalan-jalan bukan di tempat lain.

Sejak kejadiaan itu hingga sekarang, aku masih bertanya mengapa? Bukankah mendaki itu adalah hal yang melelahkan bahkan beberapa kejadian bisa berakibat buruk untuk pendakinya tapi entah mengapa gunung mempunyai daya pikat tersendiri untuk para penikmatinya

Tapi yah ! Gunung itu mendamaikan hati para penikmatnya kalau kata soe hoe gie, mendaki gunung itu tidak ada orang munafik kalau pun ada sifat itu akan keluar dengan sendirinya seiring dengan perjalanan yang makin sulit

Dan biasanya tujuan mendaki ke gunung untuk beragam ada yang ingin menaklukan atau ada yang sekedar untuk melihat dari arah ketinggian bahkan sekedar selvie dengan pakaian yang sudah di siapkan di tas masing-masing pun ada.

Tapi yang paling sering saya dengar adalah menaklukan gunung, hmmm bentar mikir?? Benarkah itu? Mari kita kaji bersama

Menaklukan Gunung?

Gunung dengan ketinggian yang beragam mulai dari 1000mdpl hingga 7000mdpl selesai kita takulakan lantas apa yang terjadi dengan itu? Tentu tidak ada ! gunungnya masih berdiri kokoh tanpa ada perubahan yang berarti kalaupun ada itu adalah sampah yang di tinggalkan dan tentu ini mencederai etika dalam pendaki

Yang harus kita ketahui gunung tidak dapat ditaklukan, diri sendirilah yang kita taklukan ketika mendaki ke puncaknya,

Coba anda bayangkan yang pernah main ke gunung nih, selama perjalanan tentu kita mengalami kelelahan yang sangat berat, belum lagi teman yang membuat hal-hal aneh yang itu berdampak untuk tim perjalanan kita.

Itu bisa kita lalui walaupun harus menekan hingga batas yang ada pada diri kita, ini yang saya maksudkan ketika muncak ke gunung adalah bagaimana kita menaklukan diri sendiri dan puncak gunung itu adalah bonus untuk mereka yang berjuang hingga puncaknya

Jadi gimana? Mau ngabisin waktu libur di gunung atau dimana nih?